KETAPANG, MENITNEWS.id – Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, meminta supaya upacara adat Menjangkap Buah hendaknya dijadikan sebagai warisan budaya tak benda dan dijadikan sebagai agenda rutin. Hal tersebut disampaikan Alex saat menghadiri upacara adat Menjangkap Buah di Setipayan, Desa Penyarang, Kecamatan Jelai Hulu, Jumat (16/6) lalu.
Alex mengapresiasi dan bertarima kasih kepada masyarakat Desa Penyarang atas pelaksanaan upacara adat menjangkap buah tersebut. Dia merasa bangga kepada masyarakat adat Jelai Sekayoq yang masih mempertahankan adat istiadat. “Upacara adat Menjangkap Buah ini adalah kegiatan mengambil atau memanen atau pesta buah secara adat,” katanya.
Dia menjelaskan, upacara adat ini adalah salah satu adat tradisi masyarakat adat Dayak Jelai Sekayoq. Acara adat ini diadakan setiap musim buah, seperti buah durian, malui, kusik, mentawa dan buah-buah lainnya.
Acara ini hanya ada di Kabupaten Ketapang. Dia berharap agar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, melalui SK Bupati untuk menetapkan ritual adat Menjangkap Buah ini sebagai warisan budaya tak benda. “Kita usulkan kepada Kemenkuham dan ritual adat Menjangkap Buah ini dijadikan agenda rutin oleh pemerintah daerah untuk Jelai Sekayoq,” jelasnya.
Dia juga berharap agar acara adat ini diadakan setiap tahun sebagai gawai. “Pemerintah daerah diharapkan agar membantu serta memfasilitasi infrastruktur, baik jalan dan lainnya agar pelaksanaan adat ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik, termasuk memfasilitasi acara adatnya dan sebagai gawai adat Menjangkap Buah,” harapnya.
Menurutnya, acara adat ini hanya ditemui di Jelai Hulu. Sedangkan gawai Nyapat Tahun itu di setiap daerah ada. Tradisi adat ini sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang masyarakat adat Dayak Jelai Sekayoq dan tetap diadakan jika ada musim buah hingga saat sekarang.
Acara ini dihadiri oleh desa-desa di Jelai Hulu, seperti Desa Batu Menang, Desa Batu Lapu dan Desa Kusik Bulin. Acara adat diiringi musik senggayong, musik daerah yang ada di Desa Penyarang. (*)